Jesus Comes From Heaven
September 26, 2010
Apa Kata Alkitab Tentang Perceraian?
Matius 5:31-32 “Setiap orang yang menceraikan isterinya kecuali karena zinah, ia menjadikan isterinya berzinah; dan siapa yang kawin dengan perempuan yang diceraikan, ia berbuat zinah.” (Matius 5:32)
Dalam Ulangan 24:1-4 disampaikan peraturan tentang perceraian; jika perceraian sampai harus terjadi karena alasan yang valid, maka suami harus membuat surat cerai bagi istrinya, dan bila nanti sampai istrinya diceraikan suami barunya, dia tidak boleh mengambilnya kembali menjadi istri. Peraturan itu dibuat, sebenarnya adalah untuk melindungi hak kaum wanita. Seorang pria bisa dengan mudah menyukai wanita dan mencampakkannya begitu saja setelah bosan. Hukum Musa ini diberikan, adalah untuk melindungi kaum wanita yang tertindas dan memberikan kesempatan untuk meraih hidup baru dengan pria lain, bukan memberikan kebebasan bagi kaum pria untuk menceraikan istrinya.
Perceraian hanya boleh terjadi, ketika ada alasan yang sangat valid, yang menyebabkan ikatan pernikahan menjadi rusak. Tapi jika seorang suami sudah menceraikan istrinya, dia tidak boleh mengambilnya kembali. Ini untuk menekankan nilai kesakralan pernikahan; pernikahan bukanlah seperti makan di restoran; karena sering menjadi bosan lalu pindah lainnya; jika ingin, boleh kembali. Sebelum memutuskan bercerai, suami harus berpikir matang-matang!
Orang Yahudi telah memahami hukum perceraian dari sisi yang salah. Bagi mereka, yang penting jika menceraikan istri, harus membuatkan surat cerai. Jadi jika telah memenuhi kewajiban ini, dia bisa menceraikan istrinya secara sah. Mereka sama sekali telah salah menangkap makna peraturan yang Musa berikan ini. Allah tidak pernah merencanakan pernikahan untuk kemudian bercerai; demikian juga sebenarnya tidak ada pasangan pria dan wanita yang menikah dengan tujuan kemudian bercerai. Ikatan ini adalah seumur hidup. Tapi jika ikatan pernikahan akhirnya tidak lagi dapat dipertahankan karena kelemahan dan kesalahan kedua pihak, maka perceraian hanya bisa terjadi jika ada dasar atau alasan yang valid, yang bisa dibenarkan, dan tentu ada konsekuensi tertentu yang harus ditanggung bersama. Pernikahan adalah ikatan sakral yang harus dijaga bersama dengan usaha penuh; bukan dihancurkan dengan mudah lewat perceraian. Perceraian, tidak pernah menjadi bagian dari rancangan baik Allah.
Jadi, mari kita menghargai dengan sungguh-sungguh:
- Pasangan kita
- Janji nikah/komitmen nikah kita terhadap pasangan,
dihadapan jemaat Tuhan dan dihadapan Tuhan.
Jika kita sedang dalam pergumulan pernikahan yang sedang berada di bibir jurang perceraian....
Teruslah memohon kasih karunia Tuhan atas kehidupan rumah tangga kita. Teruslah berusaha dan mengharapkan yang terbaik daripada Tuhan masih terus berlaku atas hidup anak-anaknya yang memohon kepadanya.
Tetaplah kuat...
Tetaplah bertahan....
Tidak untuk selamanya dibiarkan orang benar itu goyah.
May God bless u n your fam
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment
Ia yang tidak bodoh adalah yang memberikan apa yang tidak dapat disimpannya. Please Comment! :)