Jesus Comes From Heaven
April 25, 2010
Kekuatan Kata-Kata (Hati2 dech klo berbicara!)
Kata-kata yang kita ucapkan, diucapkan keluar ataupun sekedar dalam hati, memiliki pengaruh yang luar biasa. Baik kepada diri sendiri, maupun kepada orang lain.
Coba perhatikan kedua gambar dibawah ini:
Ya, isi gelas sebelah kiri lebih hitam daripada yang kanan. Isi kedua gelas ini adalah nasi yang kita makan sehari-hari. Nasinya diambil dari tempat yang sama, diisi di gelas yang kering dalam jumlah yang kira-kira sama, dan ditutup dengan plastik wrapper tipis dari gulungan yang sama. Untuk memastikan tidak ada udara keluar masuk, di bagian bawahnya diberi selotip. Kemudian dibiarkan selama 2 minggu.
Mengapa nasi dalam 2 gelas yang persis sama bisa memberikan hasil yang berbeda dalam 2 minggu? Foto dibawah ini jawabannya.
Di gelas sebelah kiri, saya beri stiker bertulisan "Jelek, Bodoh, Jahat."
Di gelas sebelah kanan, saya beri stiker bertulisan "Cantik, Pintar, Baik."
Oh ya, anak saya yang berusia 6 tahun yang memilih, stiker yang mana akan ditempel di gelas yang mana. Jadi, Anda boleh yakin bahwa stiker itu ditempel secara acak.
Meski diletakkan berdampingan, selama 2 minggu kedua gelas itu diberi perlakukan berbeda. Bersama istri dan anak, setiap pagi dan malam, kami mengambil gelas di sebelah kiri dan mengatakan, "Kamu jelek, bodoh, jahat! Saya tidak suka sama kamu!" disertai intensitas emosi yang memadai sebisa mungkin.
Kepada gelas yang di sebelah kanan, kami katakan, "Halo cantik. Kamu cantik, pintar dan baik deh. Terima kasih ya..." disertai intensitas emosi gembira dan bersyukur.
Setelah 2 minggu, tentu saja keduanya berjamur. Tapi jamur di gelas kiri berwarna kehitaman dan berbau tidak sedap. Jamur di gelas sebelah kanan cenderung berwarna putih dan tidak berbau. Menarik kan? Anda bisa melakukannya sendiri di rumah.
Ide untuk percobaan ini datang ketika saya mengikuti seminar dengan Bp. Tung Desem Waringin sebagai pembicaranya. Beliau menyinggung buku "The True Power of Water" karangan Masaru Emoto. Buku ini bisa Anda dapatkan di Toko Buku Gramedia.
Penelitian Masaru Emoto membuktikan bahwa pikiran,
kata-kata, ide dan musik akan mempengaruhi struktur molekul air. Ia menulis di atas secara kertas, "Fool" (Bodoh) dan "Thank You" (Terima Kasih), dan menempelkannya di dua buah botol berisi air.
Dengan metode fotografi kristal airnya, ia membuktikan bahwa air yang diberi tulisan "Thank You" akan membentuk kristal heksagonal yang indah. Sementara itu, air yang diberi tulisan "Fool", kristal airnya akan pecah dan rusak.
Apa pesan dari alam yang dapat kita petik dari sini? Tentu saja banyak. Tapi disini saya ingin fokus pada satu hal saja: KEKUATAN KATA-KATA, kata-kata yang kita tujukan ke diri sendiri maupun kepada orang lain.
Sebagian orang sering menggunakan kata-kata negatif kepada diri sendiri. "Saya tidak bisa", "Saya tidak sepintar dia", "Saya tidak berbakat", dsb.
Apa pula jadinya bila kita mengatakan pada anak kita, "Kok begitu saja tidak bisa?", "Kamu kok tidak sepandai dia?", "Dasar pemalas!", "Anak nakal!" dsb.
Sebagaimana diketahui, 70% unsur di dalam tubuh orang dewasa terdiri dari air, dan komposisi yang sama juga membentuk planet kita. Air adalah sumber kehidupan. Karena itu, kualitas air sangatlah penting bagi makhluk hidup. Apa jadinya bila kita terus menerus menggunakan kata-kata negatif, kepada diri kita maupun kepada orang-orang yang kita cintai?
Berbaiklah kepada diri Anda dan orang-orang yang Anda cintai. Caranya: Berhentilah menggunakan kata-kata negatif. Gunakan kata-kata positif. Daripada mengatakan, "Saya tidak bisa", lebih baik kita mengatakan "Saya memang belum bisa. Tapi saya akan belajar sampai bisa!".
Daripada mengatakan kepada anak "Kok begitu saja tidak bisa?", lebih baik kita katakan, "Anak pintar, coba kita kerjakan sama-sama PR kamu." Kemudian kita duduk bersama mengerjakan hal-hal yang ingin dihindarinya. Dengan begitu, kita akan tahu dimana letak kelebihan dan kelemahannya, dan kita dapat memberi arahan yang lebih baik untuk anak kita.
Daripada mengatakan kepada sales team Anda, "Apa masalah yang kamu hadapi dalam pencapaian target tahun ini?", lebih baik mengatakan, "Apa tantangan yang kamu hadapi...". Bukankah suasananya terasa lain begitu kita memilih menggunakan kata-kata yang lebih positif?
Ingat! Stop menggunakan kata-kata negatif. Saya yakin Anda dapat melakukannya.
http://www.kingsonsurya.com.
Coba perhatikan kedua gambar dibawah ini:
Ya, isi gelas sebelah kiri lebih hitam daripada yang kanan. Isi kedua gelas ini adalah nasi yang kita makan sehari-hari. Nasinya diambil dari tempat yang sama, diisi di gelas yang kering dalam jumlah yang kira-kira sama, dan ditutup dengan plastik wrapper tipis dari gulungan yang sama. Untuk memastikan tidak ada udara keluar masuk, di bagian bawahnya diberi selotip. Kemudian dibiarkan selama 2 minggu.
Mengapa nasi dalam 2 gelas yang persis sama bisa memberikan hasil yang berbeda dalam 2 minggu? Foto dibawah ini jawabannya.
Di gelas sebelah kiri, saya beri stiker bertulisan "Jelek, Bodoh, Jahat."
Di gelas sebelah kanan, saya beri stiker bertulisan "Cantik, Pintar, Baik."
Oh ya, anak saya yang berusia 6 tahun yang memilih, stiker yang mana akan ditempel di gelas yang mana. Jadi, Anda boleh yakin bahwa stiker itu ditempel secara acak.
Meski diletakkan berdampingan, selama 2 minggu kedua gelas itu diberi perlakukan berbeda. Bersama istri dan anak, setiap pagi dan malam, kami mengambil gelas di sebelah kiri dan mengatakan, "Kamu jelek, bodoh, jahat! Saya tidak suka sama kamu!" disertai intensitas emosi yang memadai sebisa mungkin.
Kepada gelas yang di sebelah kanan, kami katakan, "Halo cantik. Kamu cantik, pintar dan baik deh. Terima kasih ya..." disertai intensitas emosi gembira dan bersyukur.
Setelah 2 minggu, tentu saja keduanya berjamur. Tapi jamur di gelas kiri berwarna kehitaman dan berbau tidak sedap. Jamur di gelas sebelah kanan cenderung berwarna putih dan tidak berbau. Menarik kan? Anda bisa melakukannya sendiri di rumah.
Ide untuk percobaan ini datang ketika saya mengikuti seminar dengan Bp. Tung Desem Waringin sebagai pembicaranya. Beliau menyinggung buku "The True Power of Water" karangan Masaru Emoto. Buku ini bisa Anda dapatkan di Toko Buku Gramedia.
Penelitian Masaru Emoto membuktikan bahwa pikiran,
kata-kata, ide dan musik akan mempengaruhi struktur molekul air. Ia menulis di atas secara kertas, "Fool" (Bodoh) dan "Thank You" (Terima Kasih), dan menempelkannya di dua buah botol berisi air.
Dengan metode fotografi kristal airnya, ia membuktikan bahwa air yang diberi tulisan "Thank You" akan membentuk kristal heksagonal yang indah. Sementara itu, air yang diberi tulisan "Fool", kristal airnya akan pecah dan rusak.
Apa pesan dari alam yang dapat kita petik dari sini? Tentu saja banyak. Tapi disini saya ingin fokus pada satu hal saja: KEKUATAN KATA-KATA, kata-kata yang kita tujukan ke diri sendiri maupun kepada orang lain.
Sebagian orang sering menggunakan kata-kata negatif kepada diri sendiri. "Saya tidak bisa", "Saya tidak sepintar dia", "Saya tidak berbakat", dsb.
Apa pula jadinya bila kita mengatakan pada anak kita, "Kok begitu saja tidak bisa?", "Kamu kok tidak sepandai dia?", "Dasar pemalas!", "Anak nakal!" dsb.
Sebagaimana diketahui, 70% unsur di dalam tubuh orang dewasa terdiri dari air, dan komposisi yang sama juga membentuk planet kita. Air adalah sumber kehidupan. Karena itu, kualitas air sangatlah penting bagi makhluk hidup. Apa jadinya bila kita terus menerus menggunakan kata-kata negatif, kepada diri kita maupun kepada orang-orang yang kita cintai?
Berbaiklah kepada diri Anda dan orang-orang yang Anda cintai. Caranya: Berhentilah menggunakan kata-kata negatif. Gunakan kata-kata positif. Daripada mengatakan, "Saya tidak bisa", lebih baik kita mengatakan "Saya memang belum bisa. Tapi saya akan belajar sampai bisa!".
Daripada mengatakan kepada anak "Kok begitu saja tidak bisa?", lebih baik kita katakan, "Anak pintar, coba kita kerjakan sama-sama PR kamu." Kemudian kita duduk bersama mengerjakan hal-hal yang ingin dihindarinya. Dengan begitu, kita akan tahu dimana letak kelebihan dan kelemahannya, dan kita dapat memberi arahan yang lebih baik untuk anak kita.
Daripada mengatakan kepada sales team Anda, "Apa masalah yang kamu hadapi dalam pencapaian target tahun ini?", lebih baik mengatakan, "Apa tantangan yang kamu hadapi...". Bukankah suasananya terasa lain begitu kita memilih menggunakan kata-kata yang lebih positif?
Ingat! Stop menggunakan kata-kata negatif. Saya yakin Anda dapat melakukannya.
http://www.kingsonsurya.com.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment
Ia yang tidak bodoh adalah yang memberikan apa yang tidak dapat disimpannya. Please Comment! :)