Jesus Comes From Heaven
April 25, 2010
Pencuri Impian (Pelajaran dr Rumania)
Ada seorang gadis muda yang sangat suka menari. Kepandaiannya menari
sangat menonjol dibanding dengan rekan-2nya, sehingga dia seringkali
menjadi juara di berbagai perlombaan yang diadakan. Dia berpikir, dengan
apa yang dimilikinya saat ini, suatu saat apabila dewasa nanti dia ingin
menjadi penari kelas dunia. Dia membayangkan dirinya menari di Rusia,
Cina, Amerika, Jepang, serta ditonton oleh ribuan orang yang memberi
tepukan kepadanya.
Suatu hari, dikotanya dikunjungi oleh seorang pakar tari yang berasal
dari luar negeri. Pakar ini sangatlah hebat,dan dari tangan dinginnya
telah
banyak dilahirkan penari-penari kelas dunia. Gadis muda ini ingin sekali
menari dan menunjukkan kebolehannya di depan sang pakar tersebut, bahkan
jika mungkin memperoleh kesempatan menjadi muridnya. Akhirnya kesempatan
itu datang juga. Si gadis muda berhasil menjumpai sang pakar di belakang
panggung, seusai sebuah pagelaran tari. Si gadis muda bertanya...
"Pak, saya ingin sekali menjadi penari kelas dunia. Apakah anda punya
waktu sejenak, untuk menilai saya menari ? Saya ingin tahu pendapat anda
tentang tarian saya".
"Oke, menarilah di depan saya selama 10 menit",jawab sang pakar.
Belum lagi 10 menit berlalu, sang pakar berdiri dari kursinya, lalu
berlalu meninggalkan si gadis muda begitu saja, tanpa mengucapkan sepatah
katapun.
Betapa hancur si gadis muda melihat sikap sang pakar.Si gadis langsung
berlari keluar. Pulang kerumah, dia langsung menangis tersedu-sedu. Dia
menjadi benci terhadap dirinya sendiri. Ternyata tarian yang selama ini
dia bangga-banggakan tidak ada apa-apanya di hadapan sang pakar. Kemudian
dia ambil sepatu tarinya, dan dia lemparkan ke dalam gudang. Sejak saat
itu, dia bersumpah tidak pernah akan menari lagi.
Puluhan tahun berlalu. Sang gadis muda kini telah menjadi ibu dengan tiga
orang anak. Suaminya telah meninggal. Dan untuk menghidupi keluarganya,
dia bekerja menjadi pelayan dari sebuah toko di sudut jalan.
Suatu hari, ada sebuah pagelaran tari yang diadakan di kota itu. Nampak
sang pakar berada di antara para menari muda di belakang panggung. Sang
pakar nampak tua, dengan rambutnya yang sudah putih. Si ibu muda dengan
tiga anaknya juga datang ke pagelaran tari tersebut. Seusai acara, ibu
ini membawa ketiga anaknya ke belakang panggung, mencari sang pakar, dan
memperkenalkan ketiga anaknya kepada sang pakar. Sang pakar masih
mengenali ibu muda ini, dan kemudian mereka bercerita secara akrab. Si
ibu bertanya, "Pak, ada satu pertanyaan yang mengganjal di hati saya. Ini
tentang penampilan saya sewaktu menari di hadapan anda bertahun-tahun
yang silam.
Sebegitu jelekkah penampilan saya saat itu, sehingga anda langsung pergi
meninggalkan saya begitu saja, tanpa mengatakan sepatah katapun?"
"Oh ya, saya ingat peristiwanya. Terus terang, saya belum pernah melihat
tarian seindah yang kamu lakukan waktu itu. Saya rasa kamu akan menjadi
penari kelas dunia. Saya tidak mengerti mengapa kamu tiba-2 berhenti dari
dunia tari", jawab sang pakar.
Si ibu muda sangat terkejut mendengar jawaban sang pakar.
"Ini tidak adil", seru si ibu muda. "Sikap anda telah mencuri semua
impian saya. Kalau memang tarian saya bagus, mengapa anda meninggalkan
saya begitu saja ketika saya baru menari beberapa menit. Anda seharusnya
memuji saya, dan bukan mengacuhkan saya begitu saja. Mestinya saya bisa
menjadi penari kelas dunia. Bukan hanya menjadi pelayan toko!"
Si pakar menjawab lagi dengan tenang "Tidak .... Tidak, saya rasa saya
telah berbuat dengan benar. ANDA TIDAK HARUS MINUM ANGGUR SATU BAREL
UNTUK MEMBUKTIKAN ANGGUR ITU ENAK. Demikian juga saya. Saya tidak harus
menonton anda 10 menit untuk membuktikan tarian anda bagus. Malam itu
saya juga sangat lelah setelah pertunjukkan. Maka sejenak saya tinggalkan
anda, untuk mengambil kartu nama saya, dan berharap anda mau menghubungi
saya lagi keesokan hari. Tapi anda sudah pergi ketika saya keluar. Dan
satu hal yang perlu anda camkan, bahwa ANDA MESTINYA FOKUS PADA IMPIAN
ANDA, BUKAN PADA UCAPAN ATAU TINDAKAN SAYA.
Lalu pujian? Kamu mengharapkan pujian? Ah, waktu itu kamu sedang
bertumbuh. PUJIAN ITU SEPERTI PEDANG BERMATA DUA. ADA KALANYA
MEMOTIVASIMU, BISA PULA MELEMAHKANMU. Dan faktanya saya melihat bahwa
sebagian besar PUJIAN YANG DIBERIKAN PADA SAAT SESEORANG SEDANG
BERTUMBUH, HANYA AKAN MEMBUAT DIRINYA PUAS DAN PERTUMBUHANNYA BERHENTI.
SAYA JUSTRU LEBIH SUKA MENGACUHKANMU, AGAR HAL ITU BISA MELECUTMU
BERTUMBUH LEBIH CEPAT LAGI. Lagipula, pujian itu sepantasnya datang dari
keinginan saya sendiri. TIDAK PANTAS ANDA MEMINTA PUJIAN DARI ORANG
LAIN".
"Anda lihat, ini sebenarnya hanyalah masalah sepele. Seandainya anda pada
waktu itu tidak menghiraukan apa yang terjadi dan tetap menari, mungkin
hari ini anda sudah menjadi penari kelas dunia.
MUNGKIN ANDA SAKIT HATI PADA WAKTU ITU.
SAKIT HATI YANG AKAN CEPAT HILANG JIKA ANDA BERLATIH KEMBALI.
TAPI SEKARANG, SAKIT HATI ITU MENJADI PENYESALAN ANDA HARI INI YANG TIDAK
AKAN PERNAH BISA HILANG SELAMA-LAMANYA ..."
sangat menonjol dibanding dengan rekan-2nya, sehingga dia seringkali
menjadi juara di berbagai perlombaan yang diadakan. Dia berpikir, dengan
apa yang dimilikinya saat ini, suatu saat apabila dewasa nanti dia ingin
menjadi penari kelas dunia. Dia membayangkan dirinya menari di Rusia,
Cina, Amerika, Jepang, serta ditonton oleh ribuan orang yang memberi
tepukan kepadanya.
Suatu hari, dikotanya dikunjungi oleh seorang pakar tari yang berasal
dari luar negeri. Pakar ini sangatlah hebat,dan dari tangan dinginnya
telah
banyak dilahirkan penari-penari kelas dunia. Gadis muda ini ingin sekali
menari dan menunjukkan kebolehannya di depan sang pakar tersebut, bahkan
jika mungkin memperoleh kesempatan menjadi muridnya. Akhirnya kesempatan
itu datang juga. Si gadis muda berhasil menjumpai sang pakar di belakang
panggung, seusai sebuah pagelaran tari. Si gadis muda bertanya...
"Pak, saya ingin sekali menjadi penari kelas dunia. Apakah anda punya
waktu sejenak, untuk menilai saya menari ? Saya ingin tahu pendapat anda
tentang tarian saya".
"Oke, menarilah di depan saya selama 10 menit",jawab sang pakar.
Belum lagi 10 menit berlalu, sang pakar berdiri dari kursinya, lalu
berlalu meninggalkan si gadis muda begitu saja, tanpa mengucapkan sepatah
katapun.
Betapa hancur si gadis muda melihat sikap sang pakar.Si gadis langsung
berlari keluar. Pulang kerumah, dia langsung menangis tersedu-sedu. Dia
menjadi benci terhadap dirinya sendiri. Ternyata tarian yang selama ini
dia bangga-banggakan tidak ada apa-apanya di hadapan sang pakar. Kemudian
dia ambil sepatu tarinya, dan dia lemparkan ke dalam gudang. Sejak saat
itu, dia bersumpah tidak pernah akan menari lagi.
Puluhan tahun berlalu. Sang gadis muda kini telah menjadi ibu dengan tiga
orang anak. Suaminya telah meninggal. Dan untuk menghidupi keluarganya,
dia bekerja menjadi pelayan dari sebuah toko di sudut jalan.
Suatu hari, ada sebuah pagelaran tari yang diadakan di kota itu. Nampak
sang pakar berada di antara para menari muda di belakang panggung. Sang
pakar nampak tua, dengan rambutnya yang sudah putih. Si ibu muda dengan
tiga anaknya juga datang ke pagelaran tari tersebut. Seusai acara, ibu
ini membawa ketiga anaknya ke belakang panggung, mencari sang pakar, dan
memperkenalkan ketiga anaknya kepada sang pakar. Sang pakar masih
mengenali ibu muda ini, dan kemudian mereka bercerita secara akrab. Si
ibu bertanya, "Pak, ada satu pertanyaan yang mengganjal di hati saya. Ini
tentang penampilan saya sewaktu menari di hadapan anda bertahun-tahun
yang silam.
Sebegitu jelekkah penampilan saya saat itu, sehingga anda langsung pergi
meninggalkan saya begitu saja, tanpa mengatakan sepatah katapun?"
"Oh ya, saya ingat peristiwanya. Terus terang, saya belum pernah melihat
tarian seindah yang kamu lakukan waktu itu. Saya rasa kamu akan menjadi
penari kelas dunia. Saya tidak mengerti mengapa kamu tiba-2 berhenti dari
dunia tari", jawab sang pakar.
Si ibu muda sangat terkejut mendengar jawaban sang pakar.
"Ini tidak adil", seru si ibu muda. "Sikap anda telah mencuri semua
impian saya. Kalau memang tarian saya bagus, mengapa anda meninggalkan
saya begitu saja ketika saya baru menari beberapa menit. Anda seharusnya
memuji saya, dan bukan mengacuhkan saya begitu saja. Mestinya saya bisa
menjadi penari kelas dunia. Bukan hanya menjadi pelayan toko!"
Si pakar menjawab lagi dengan tenang "Tidak .... Tidak, saya rasa saya
telah berbuat dengan benar. ANDA TIDAK HARUS MINUM ANGGUR SATU BAREL
UNTUK MEMBUKTIKAN ANGGUR ITU ENAK. Demikian juga saya. Saya tidak harus
menonton anda 10 menit untuk membuktikan tarian anda bagus. Malam itu
saya juga sangat lelah setelah pertunjukkan. Maka sejenak saya tinggalkan
anda, untuk mengambil kartu nama saya, dan berharap anda mau menghubungi
saya lagi keesokan hari. Tapi anda sudah pergi ketika saya keluar. Dan
satu hal yang perlu anda camkan, bahwa ANDA MESTINYA FOKUS PADA IMPIAN
ANDA, BUKAN PADA UCAPAN ATAU TINDAKAN SAYA.
Lalu pujian? Kamu mengharapkan pujian? Ah, waktu itu kamu sedang
bertumbuh. PUJIAN ITU SEPERTI PEDANG BERMATA DUA. ADA KALANYA
MEMOTIVASIMU, BISA PULA MELEMAHKANMU. Dan faktanya saya melihat bahwa
sebagian besar PUJIAN YANG DIBERIKAN PADA SAAT SESEORANG SEDANG
BERTUMBUH, HANYA AKAN MEMBUAT DIRINYA PUAS DAN PERTUMBUHANNYA BERHENTI.
SAYA JUSTRU LEBIH SUKA MENGACUHKANMU, AGAR HAL ITU BISA MELECUTMU
BERTUMBUH LEBIH CEPAT LAGI. Lagipula, pujian itu sepantasnya datang dari
keinginan saya sendiri. TIDAK PANTAS ANDA MEMINTA PUJIAN DARI ORANG
LAIN".
"Anda lihat, ini sebenarnya hanyalah masalah sepele. Seandainya anda pada
waktu itu tidak menghiraukan apa yang terjadi dan tetap menari, mungkin
hari ini anda sudah menjadi penari kelas dunia.
MUNGKIN ANDA SAKIT HATI PADA WAKTU ITU.
SAKIT HATI YANG AKAN CEPAT HILANG JIKA ANDA BERLATIH KEMBALI.
TAPI SEKARANG, SAKIT HATI ITU MENJADI PENYESALAN ANDA HARI INI YANG TIDAK
AKAN PERNAH BISA HILANG SELAMA-LAMANYA ..."
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment
Ia yang tidak bodoh adalah yang memberikan apa yang tidak dapat disimpannya. Please Comment! :)